Minggu, 21 Agustus 2011

Dimanakah Emas

Terbentuknya Emas

Untuk mengerti dimana dan bagaimana cara mendapatkan Emas, perlu kita mempelajari bagaimana dan dimana Emas Mentah terbentuk. 


Mineral emas yang terdapat di alam, umumnya dalam bentuk asli logam tunggal (native gold) akan tetapi ada yang bersenyawa dengan logam lain seperti sylvanite (AgAuTe4 ) dan Kalvalerit (AuTe2) . Biji emas sering diketemukan pada batuan beku asam, beku intermediate, beku basa seperti (granite, syenit, diorite) dan batuan sedimen.
Pada batuan beku, emas sebagian besar terbentuk karena proses Hydrothermal dan proses meta somatik. Proses hydrothermal menghasilkan endapan emas penggantian (replacement) dan pengisian rongga (cavity filling) yang berbentuk urat mendatar (lode), urat tegak (vein) dan breksi.
Keterdapatan mineral emas pada batuan sering bergabung dengan mineral kwarsa (SiO2), pyrite (FeS2), pasir besi (Fe2TiO3) dan mineral sulfida  lainnya.
Secara umum keterdapatan endapan emas dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1) Endapan primer
* urat kwarsa (SiO2) mengandung emas pada formasi sabak sebelum
tersier seperti di Cikotok;
* urat tersier muda andesit, trachit dan rheolit;
* endapan kontak metamorfosa yang berhubungan dengan sulfide pyrite, chalcopyrite galena dan sphalerit.
2) Endapan sekunder
• endapan alluvial pleistosin pada lapisan – lapisan sungai tua ditutupi  oleh
aglomerat dan tufa ;
* endapan alluvial yang berasal dari urat-urat kwarsa mengandung emas lebih tua tetapi berasal dari urat-urat tersier.
Bentuk dan besar butiran emas yang terdapat di alam berbeda-beda dengan ukuran relatif jarang didapat diatas 0,01 mm. Pada pusat permukaannya, emas mempunyai struktur kristal kubus, berwarna kuning cerah dan sangat berat dengan spesific gravity (berat jenis) 19,26. Meleleh/ melebur pada temperature 1063oC dan mendidih pada temperature 2950oC. Emas mempunyai kekerasan yang lebih keras dari tembaga (copper) dengan  (kekerasan Brinell pada 45) dan dapat meregang serta mudah dibentuk, digulung menjadi perada (emas keroncong) atau bentuk lembaran dengan ketebalan kurang dari 1µ.
Perbandingan perada yang diperoleh dari beberapa logam sebagai berikut :
- Logam : Au Ag Al Pt Cu
- Ketebalan perada (µ) : 0,08 0,2 0,2 0,25 0,34
Hantaran panas dari emas sebesar 25% lebih rendah dari tembaga. Bentuk senyawa emas ada dua jenis dengan valensi 1 dan 3. Dikenal senyawa emas valensi 2 tetapi tidak stabil. Ion Au 3+ berwarna kuning memiliki sifat pengoksidasi yang kuat. Emas tidak larut dalam  asam ,kuat panas sampai potensial elektroda yg tinggi.


Placer. 
placer adalah akumulasi mineral berharga yang dibentuk oleh pemisahan gravitasi selama proses sedimentasi.
 
hampir semua *placer baik mentah atau murni, berasal dari erosi pada endapan batuan keras primer. 
beberapa placer terkonsentrasi ulang pada placer tua, tetapi paling sedikit beberapa waktu lalu, itu terbentuk dari batuan keras primer.
Sedikt jumlahnya yg berasal dari proses penumpukan sekunder,tetapi mayoritas tumbuh sebagai batuan keras primer dari sirkulasi larutan air panas pada tekanan - ini sering disebut endapan batuan keras.

Sangat sukar membayangkan sesuatu seperti emas atau kuarsa larut dalam air, tetapi jika suhu & tekanan air cukup tinggi, dan memiliki kadar asam (seperti sulfur, etc), emas , quartz dsb akan melarut.

larutan berpindah oleh proses alam,  Hidrotermal (air panas alam yang sedikit asam) sangat mudah melepas dan mengikat ion logam. Begitu juga di alam, airpanas (atau istilah kerennya hidrotermal) sangat mudah memecah mineral menjadi ion-ion, misalnya ion K+, Na+, Ca2+, Mg2+, atau M2+ dan melarutkannya, lalu membawanya kemana pun dia mengalir. 
Dari sini dapat kita lihat, larutan hidrothermal sangat mudah mengangkut
logam, baik logam mulia maupun logam-logam yang lainnya. Jenis logam yang
dapat diangkut atau dilarutkan sangat tergantung kepada suhu, tekanan, dan
kehadiran senyawa kompleks tertentu di dalam larutan. Hampir sama dengan
mandi atau mencuci, ditergen atau sabun mandi dapat mempercepat reaksi
antara kotoran yang akan dilepas dengan air. Dari sudut kimia tambahan
senyawa ini disebut dengan istilah ligand.
Dalam larutan hidrotermal, ligand berfungsi untuk mempercepat reaksi
pengikatan logam oleh larutan pengangkutnya. Larutan yang kaya akan klor dan
umumnya mempunyai suhu yang relatif tinggi sangat mudah membentuk senyawa
klorida kompleks di dalam larutan. Senyawa klorida kompleks sangat mudah
mengangkut logam dasar, seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn) atau
PGE (platinum group elements) ataupun emas (Au). Pada suhu relatif rendah
dan dalam suasana mendekati netral (sedikit asam), senyawa komplek sulfida
atau tiosulfat (kalau asam) mendominasi ligan dalam larutan hidrotermal.
Ligand jenis ini sangat mudah mengangkut logam-logam mulia, seperti emas,
perak dan platina pada suhu rendah. Di lihat dari sifatnya yang sangat
korosif bagi yang dilaluinya, maka seandainya larutan ini melewati suatu
batuan, batuan ini akan mengalami pelarutan atau ubahan, yang dikenal dengan
istilah ubahan hidrotermal. Ubahan hidrotermal ini dapat digunakan untuk
mencari jejak larinya larutan hidrotermal, karena seperti dijelaskan di
atas, larutan ini membawa logam-logam berharga yang sewaktu-waktu dapat
mengendap. Sebagai seorang pemburu logam, jejak inilah yang mesti
diperhatikan. 








----------------------------------------------------------

Pengolahan

Cara pengolahan biji emas dapat dilakukan dengan metoda konsentrasi
gravitasi, fertasi, flotasi, amalgamasi, sianidasi, “carbon in pulp” atau
kombinasi.

1) Pengolahan biji emas primer
Pengolahan biji emas primer dilakukan dengan cara pemecahan,
penggilingan, konsentrasi dan ekstraksi. Pemecahan dilakukan dengan alat
jaw crusher sedangkan penggilingan dengan rod mill. Hasil penggilingan
kemudian dipisah untuk mendapatkan konsentrat emas dengan alat
konsentrasi seperti jig, meja goyang, sluice box dan dulang. Untuk
mengambil emas (Au) dari konsentrat dilakukan dengan metoda flovasi yaitu
pemisahan berdasarkan perbedaan affinitas, bergabungnya biji dengan air
dan udara dengan penambahan unsur-unsur pembantu.
Proses pemisahan dengan amalgamasi yaitu lumpur yang mengandung
emas dilewatkan pada plat logam yang telah dilapisi oleh air raksa (Hg)
sehingga logam emas akan bereaksi dengan air raksa membentuk amalgam.
Untuk memisahkan emas dan perak dalam bentuk amalgam dilakukan
dengan proses retorting dan kondensasi dengan pemanasan ± 400oC,
dimana hasil akhir berupa paduan emas dan perak.
Proses pemisahan dengan sianidasi adalah proses melarutkan biji emas ke
dalam larutan asam sianida lemah (leaching), kemudian kedalam larutan
ditambahkan serbuk seng (Zn), hingga logam emas mengendap, selanjutnya
untuk memisahkan endapan emas dari larutan dipakai saringan tekan.
Metode “carbon in Pulp” adalah cara dimana biji emas dalam bentuk lumpur
(pulp) dilarutkan dalam asam sianida, kemudian ditambah partikel karbon
yang akan mengikat ion emas dan mengangkatnya ke permukaan. Emas
yang diperoleh dengan metode ini antara 92 – 97%.

2) Pengolahan biji emas sekunder
Pengolahan biji emas sekunder dilakukan dengan metode konsentrasi
gravitasi, yaitu dengan cara perbedaan berat jenis dengan ditambah alat
pengayak (trammel) dengan ukuran 0,5 cm.